Kelompok Dewan Penyelamat Negara Di Deklarasikan
Mereka antara lain Rieke Diah Pitaloka, Fuad Bawazier, La Ode Ida, Arbi Sanit, Bambang Soesatyo, Permadi, Lily Wahid, Hatta Taliwang, Effendi Choirie, Sukardi Rinakit, Saurip Kadi, Sabam Sirait, dan Jhonson Panjaitan.
Deklarasi Dewan Penyelamat Negara ini digelar di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 10 Februari 2011 ini. Naskah deklarasi dibacakan oleh Rieke Diah Pitaloka, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
"Cita-cita nasional hingga kini gagal diwujudkan," kata Rieke. "Meningkatnya kasus kekerasan bahwa ada perbedaan menunjukkan kegagalan negara dalam melindungi hak setiap warga untuk beragama dan berkeyakinan."
Pembangunan, kata Rieke, masih berpusat di kota-kota besar. "Pertumbuhan ekonomi memang ada, tetapi itu tidak dinikmati oleh sebagian besar warga negara karena pertumbuhan ekonomi tidak berangkat dari sektor penghasil barang," ujarnya.
"Eksploitasi sumber daya alam yang strategis, yang masif, tidak berbanding lurus dengan derajat kemakmuran. Akibatnya, negara dan rakyat terjerumus dalam anomali pembangunan," ujarnya. "Rakyat tetap miskin di tengah sumber daya alam yang terkikis."
"Dewan Penyelamat negara memandang bahwa Bangsa Indonesia yang cakrawala langitnya terbungkus awan gelap oleh rubungan masalah yang tidak henti-henti, membutuhkan kepemimpinan nasional yang kuat, berani, efektif dan berpihak pada kepentingan rakyat," kata Rieke menyimpulkan.
Permadi bahkan berkata lebih jauh, kondisi ini perlu revolusi. Di Mesir telah terjadi revolusi, mengapa Indonesia tidak melakukan yang sama, kata politikus Partai Gerakan Indonesia Raya itu