Ekonomi dan Industri Outlook Indonesia Tahun 2011
Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 6,3 persen pada tahun 2011 atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya tetapi risiko juga akan lebih tinggi, seorang pengamat ekonomi kata.
pertumbuhan ekonomi negara itu diperkirakan lebih tinggi dari 5,9 persen diperkirakan pada tahun 2010, tetapi juga dengan risiko yang lebih tinggi karena Indonesia terletak di daerah rawan bencana alam, ekonom Anggito Abimanyu mengatakan di Jakarta, Selasa dalam sebuah seminar tentang "Ekonomi dan Industri Outlook 2011 .
Mantan wakil menteri ekonomi mengatakan, Indonesia duduk di sebuah kawasan di mana 22 gunung berapi yang masih aktif dan karena itu manajemen risiko yang lebih baik akan diperlukan terutama asuransi untuk masyarakat yang tinggal di sekitar pegunungan.
"Kita perlu menambahkan dimensi bencana alam terhadap risiko ekonomi Indonesia karena 22 gunung berapi yang masih aktif," katanya.
Risiko lainnya termasuk inflasi yang tinggi yang didominasi oleh kenaikan harga beras dan kokot lainnya Pada tahun 2010 harga beras. naik 15,2 persen sementara minyak goreng 14 persen, katanya.
Anggito mengatakan harga kebutuhan pokok juga naik karena kekurangan stok beras dibandingkan tahun lalu. "Stok beras tahun ini lebih kecil dari tahun lalu sementara pemerintah tidak bisa impor beras dari Vietnam karena negara itu juga menderita kekurangan," katanya.
Ia mengatakan, krisis pangan itu bukan masalah mudah tetapi dapat dibuat menjadi sebuah tantangan dan kesempatan Anggito diperkirakan. Tingkat inflasi tahun depan akan kurang dari lima persen, namun laju bisa terus mendorong investor asing untuk datang ke pasar Indonesia jika Bank Indonesia terus mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 6,5 persen.
Mengenai nilai tukar rupiah yang sekarang memperkuat Anggito mengatakan bahwa itu masih dalam kisaran yang kompetitif untuk eksportir "Penguatan nilai tukar rupiah. Untuk antara Rp8, 900 dan Rp9050 per dolar AS masih kompetitif bagi eksportir sementara mata uang regional lainnya juga menghargai, "katanya.
Anggito mengatakan ia optimistis Indonesia akan mencapai investment grade pada tahun 2011 dengan pertumbuhan manufaktur mencapai 5,0 persen untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir.
Risiko lainnya termasuk inflasi yang tinggi yang didominasi oleh kenaikan harga beras dan kokot lainnya Pada tahun 2010 harga beras. naik 15,2 persen sementara minyak goreng 14 persen, katanya.
Anggito mengatakan harga kebutuhan pokok juga naik karena kekurangan stok beras dibandingkan tahun lalu. "Stok beras tahun ini lebih kecil dari tahun lalu sementara pemerintah tidak bisa impor beras dari Vietnam karena negara itu juga menderita kekurangan," katanya.
Ia mengatakan, krisis pangan itu bukan masalah mudah tetapi dapat dibuat menjadi sebuah tantangan dan kesempatan Anggito diperkirakan. Tingkat inflasi tahun depan akan kurang dari lima persen, namun laju bisa terus mendorong investor asing untuk datang ke pasar Indonesia jika Bank Indonesia terus mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 6,5 persen.
Mengenai nilai tukar rupiah yang sekarang memperkuat Anggito mengatakan bahwa itu masih dalam kisaran yang kompetitif untuk eksportir "Penguatan nilai tukar rupiah. Untuk antara Rp8, 900 dan Rp9050 per dolar AS masih kompetitif bagi eksportir sementara mata uang regional lainnya juga menghargai, "katanya.
Anggito mengatakan ia optimistis Indonesia akan mencapai investment grade pada tahun 2011 dengan pertumbuhan manufaktur mencapai 5,0 persen untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir.