Selamatkan Rupiah Kita
Panik dan kacau, gambaran yang terjadi hari ini pasar valuta asing, Borong Dollar US $ itu yang terjadi sampai siang ini. Banyak Money Changer sementara tidak melayani transaksi jual dan beli US $. Krisis global membuat nilai tukar rupiah smakin melemah. Hari ini dalam perdagangan Valuta Asing nilai tukar per 1 dollar sudah menyentuh angka 12.100 rupiah.
Kepanikan sudah melanda pasar, masyarakat banyak dan institusi (organisasi) ramai-ramai memborong dollar dengan berbagai alasan dan kepentingan , sungguh sudah sangat mengkhawatirkan ! bila kita bandingkan dengan minggu lalu Rupiah yang bertengger di kisaran 9.800 rupiah per dollarnya.
Kepercayaan pasar sudah sangat rendah dan melihat berbagai langkah dan kebijakan penyelamatan kondisi keuangan oleh banyak Negara tidak berhasil.
Kini krisis keuangan global terjadi kembali seperti satu dasa warsa yang lalu. Nilai rupiah dikhawatirkan akan mengalami kondisi yang buruk bila krisis ini terus berlanjut. Rupiah yang semakin terpuruk tentu sangat berpengaruh terhadap sektor ekonomi, industri dan sektor lainnya. Ujung-ujungnya, rakyat kecil juga yang menjadi korban.
Pemerintah bersama Bank Indonesia harus berani menerapkan kebijakan pengawasan devisa (capital control) terbatas untuk menyelamatkan rupiah. Pasalnya, penyelamatan melalui operasi pasar terbuka (OPT) sudah tidak efektif lagi menjaga stabilitas rupiah yang hingga kemarin siang terpuruk di atas level Rp 10.700 per dolar Amerika. Terjerembabnya nilai tukar rupiah ini terhadap US $ merupakan fenomena global krisis finansial saat ini.
Hal itu diungkap ekonom dari Universitas Gajah Mada A Prasetyantoko berujar " Menurutnya, jika hanya mengandalkan OPT selain biayanya mahal, efektivitas terlihat kecil. Padahal, BI sedikitnya sudah menggelontorkan cadangan devisanya hingga lebih dari US$4,1 miliar".
"Saya melihat pelaksanaan OPT yang telah lebih dari US$4,1 miliar tidak berhasil memperkuat rupiah. Apalagi, pelemahan rupiah saat ini memang fenomena global akibat sentimen negatif dari krisis keuangan yang berlarut-larut," jelas Prasetyantoko
Lebih jauh, Prasetyantoko mengingatkan pemakaian devisa untuk stabilitasi rupiah bukanlah satu-satunya jalan untuk menjaga rupiah. Meski dia mengakui meredam sentimen negatif pasar memang sangat sulit.
Dalam situasi sekarang, apa yang dapat kita lakukan ? apakah kita ikut memborong US $ seperti banyak orang lakukan ?. Mari kita mulai dari diri kita sendiri (kita tidak dapat hanya menonton saja), untuk menyelamatkan Rupiah kita, agar situasi dan ketakutan akan krisis Finansial bertambah besar tidak terjadi.
1. Yang mempunyai deposito bertahanlah dengan deposito anda. Jangan cairkan uang anda dari bank. Jika anda ikut ikutan mencairkan dana anda, maka akan terjadi bank rush (kesulitan likuiditas), dan krisis keuangan akan semakin bertambah parah.
2. Yang memiliki saham dan turunannya, jangan menjual saham dan derivasinya. Jika anda ikut ikutan menjual saham dan turunannya, maka harga saham akan semakin ambruk, dan krisis akan sungguh terjadi semakin parah.
3. Jangan ikut ikutan memborong dolar. Jika anda ikut ikutan memborong dolar, maka harga dolar akan semakin tinggi dan rupiah semakin terpuruk. Harga barang impor akan semakin mahal, dan inflasi dalam negeri akan semakin menggila.
4. Jangan panik. Jika anda tidak panik, maka krisis akan cepat berlalu.
5. Mari kita sebarkan "Cinta Rupiah" kepada seluruh orang yang ada disekitar kita.
6. Mencintai produk dalam negri agar sektor riil kita dapat eksis.
Harapan kita perekonomian akan cepat pulih. Harga saham akan cepat rebound. Dolar akan cepat menyesuaikan diri pada kurs yang rasional.
Gerakan Moral "LET’S SAVE OUR RUPIAH" ….. perbanyak transaksi dengan rupiah sehingga akan membantu memperkuat nilai mata uang kita terhadap mata uang asing … dan yang paling mudah adalah gunakanlah produk dalam negeri semaksimal mungkin.
Masukan dan pendapat lain dari sahabat Blogger "terhadap kondisi rupiah saat" menambah pemahaman kita.
Terima kasih telah membaca posting ini dan mengunjungi Blog saya. Semoga dapat bermanfaat, Sukses untuk kita semua.