"Bukan Testimoni Susno" itu, Buku Baru Susno
MANTAN Kabareskrim Polri, Komjen Pol Susno Duadji secara resmi akan melaunching bukunya, Rabu (24/2/2010). Buku tulisan Izharry Agusjaya Moenzhir itu akan mengungkap segala cerita sebenarnya di balik tudingan negatif kepada mantan Kapolda Jawa Barat tersebut.
Dalam buku berjudul, "Bukan Testimoni Susno" itu, Susno mengungkap tentang dirinya yang sebenarnya tidak terkait sama sekali dengan proses hukum penyelidikan Bibit S Rianto dan Chandra M Hamzah.
Dia juga akan menjawab segala pertanyaan tentang istilah cicak versus buaya. "Itu kan wartawan nanya kalau terkait alat sadap yang Polri dan KPK punya diperbandingkan seperti apa?" katanya.
Susno akan menceritakan alasan di balik keteguhannya tidak mau mundur dari jabatannya sebagai Kabareskrim dan perasaan hatinya kala dia menangis untuk kali pertama dalam hidupnya pada rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR dalam kasus Bibit-Chandra dan Century. "Bahkan ibu saya meninggal pun saya tidak menangis," katanya.
Terkait Century, Susno akan mengungkapkan dirinya yang sempat akan memeriksa Boediono, namun urung karena yang bersangkutan sedang mengikuti pertarungan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009-2014 serta klarifikasinya terkait tudingan dia membantu upaya pencairan dana Budi Sampoerna di Bank Century karena dijanjikan imbalan 10 milliar.
Tak cukup sampai di sana, Susno juga akan berbicara tentang kehadirannya sebagai saksi berseragam polisi lengkap dalam persidangan Antasari. Penangkapan Robert Tantular, yang dibantahnya hanya berdasar perintah Jusuf Kalla juga akan menghiasi buku itu. "Kapolri bertanya sama saya apakah cukup alasan untuk menangkap dia (Robert), saya bilang sudah cukup," ujar Susno.
Kisah keluarga besar di balik segala badai yang menerpa Susno dalam jabatannya sebagai Kabareskrim serta ceritanya dengan Adnan Buyung Nasution, orang pertama yang mendesaknya mundur namun akhirnya mendukung langkah Susno mengungkap kebenaran, dikatakan Susno akan semakin menghiasi warna buku.
Buku yang cukup menarik untuk dibaca, Komjen Susno memang sudah seharusnya menuliskan kebenaran dari permasalahan2 yang menyeret2 namanya.
Susno akan menceritakan alasan di balik keteguhannya tidak mau mundur dari jabatannya sebagai Kabareskrim dan perasaan hatinya kala dia menangis untuk kali pertama dalam hidupnya pada rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR dalam kasus Bibit-Chandra dan Century. "Bahkan ibu saya meninggal pun saya tidak menangis," katanya.
Terkait Century, Susno akan mengungkapkan dirinya yang sempat akan memeriksa Boediono, namun urung karena yang bersangkutan sedang mengikuti pertarungan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009-2014 serta klarifikasinya terkait tudingan dia membantu upaya pencairan dana Budi Sampoerna di Bank Century karena dijanjikan imbalan 10 milliar.
Izharry Agusjaya Moenzhir dalam buku itu juga akan menulis tentang pertemuan Susno dengan Anggoro di Singapura atas perintah Kapolri dan Anggodo Widjojo di ruang kerjanya di Bareskrim.
Tak cukup sampai di sana, Susno juga akan berbicara tentang kehadirannya sebagai saksi berseragam polisi lengkap dalam persidangan Antasari. Penangkapan Robert Tantular, yang dibantahnya hanya berdasar perintah Jusuf Kalla juga akan menghiasi buku itu. "Kapolri bertanya sama saya apakah cukup alasan untuk menangkap dia (Robert), saya bilang sudah cukup," ujar Susno.
Kisah keluarga besar di balik segala badai yang menerpa Susno dalam jabatannya sebagai Kabareskrim serta ceritanya dengan Adnan Buyung Nasution, orang pertama yang mendesaknya mundur namun akhirnya mendukung langkah Susno mengungkap kebenaran, dikatakan Susno akan semakin menghiasi warna buku.
Buku yang cukup menarik untuk dibaca, Komjen Susno memang sudah seharusnya menuliskan kebenaran dari permasalahan2 yang menyeret2 namanya.
Posted by Unknown
on 7:00 AM. Filed under
Refferensi Buku
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response