OPEN MIND ATTITUDE FOR LEADER
Open Mind Attitude mengandung pengertian sebagai suatu sikap " pikiran yang terbuka atas sesuatu", hal baru, pandangan baru, perbedaan dan mau menerima , atau dengan kata lain semua berkaitan tentang sikap. Sikap akan sangat menentukan perilaku dan perilaku akan mempengaruhi kita dalam bertindak (dasar bertindak)yang pada akhirnya Tindakan akan menentukan hasil akhir (Result).
Rossevelt mantan presiden USA pernah berkata bahwa "jika merasa diri kita besar", adalah syndrome tidak sehat,khususnya bagi seorang pemimpin. Sikap merasa diri besar = the beginning of all the end. (awal dari kehancuran).
Tiada yang sempurna di dunia ini, begitu juga dengan kemampuan berpikir dan bertindak dari seorang Leader. Mau terbuka atas kritik, pendapat yang berbeda, menerima dan mengkaji pandangan dari kelompok lain, mau belajar atas kesalahan yang pernah diperbuat, hal tersebut merupakan sikap positif dari seorang Good Leader.
"Seandainya ada rahasia kesuksesan, maka rahasia itu adalah kemampuan mendapatkan pandangan orang lain dan melihat segalanya dari sudut pandangan, selain dari sudut pandang kita sendiri",. oleh Henry Ford
Opend Mind dari seorang Leader = Memiliki sikap yang memerlukan kerendahan Hati
Tanpa open mind attitude bisa dipastikan "learning spirit" pun akan berjalan sekedarnya. Alam telah menetapkan hukumnya yang bersifat mutlak, perubahan adalah hakikat hidup. Untuk dapat bertahan hidup kita harus mampu menyesuaikan dirinya terhadap perubahan itu. Leader harus mampu untuk melakukan adjustment atau penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.
Tidak memiliki kemampuan Learning Spirit = tidak memiliki kemampuan Listening Capability, yang meruoakan modal dasar seorang pemimpin dalam hal "Open Mind Attitude". Mengutip pernyataan William Shakespeare, " Sediakan telingamu untuk semua orang, tapi tak usah kau sediakan suaramu",.
Kemampuan untuk mendengarkan sangat penting kita pahami, bahwa mendengarkan berbeda dengan hanya sekedar mendengar. Mendengarkan mensyaratkan adanya kemauan yang sadar untuk itu dan adanya keinginan untuk memahami di dalam hal mendengarkan. Leader harus meningkatkan kualitas dan kuantitas mendengarkan dari orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Listening Capability bermuara pada kualitas commitment dan involvement yang akan terlihat dari indikator bagaimana persepsi dari anggota teamnya. Leader harus mampu menumbuhkan dan memaksimalkan seluruh kemampuan dari anggota team, untuk itu diperlukan kesadaran penuh, bahwa tanggung jawab tersebut adalah tanggung jawab resiprokal antara Leader dan anggota Team.
Rossevelt mantan presiden USA pernah berkata bahwa "jika merasa diri kita besar", adalah syndrome tidak sehat,khususnya bagi seorang pemimpin. Sikap merasa diri besar = the beginning of all the end. (awal dari kehancuran).
Tiada yang sempurna di dunia ini, begitu juga dengan kemampuan berpikir dan bertindak dari seorang Leader. Mau terbuka atas kritik, pendapat yang berbeda, menerima dan mengkaji pandangan dari kelompok lain, mau belajar atas kesalahan yang pernah diperbuat, hal tersebut merupakan sikap positif dari seorang Good Leader.
"Seandainya ada rahasia kesuksesan, maka rahasia itu adalah kemampuan mendapatkan pandangan orang lain dan melihat segalanya dari sudut pandangan, selain dari sudut pandang kita sendiri",. oleh Henry Ford
Opend Mind dari seorang Leader = Memiliki sikap yang memerlukan kerendahan Hati
Tanpa open mind attitude bisa dipastikan "learning spirit" pun akan berjalan sekedarnya. Alam telah menetapkan hukumnya yang bersifat mutlak, perubahan adalah hakikat hidup. Untuk dapat bertahan hidup kita harus mampu menyesuaikan dirinya terhadap perubahan itu. Leader harus mampu untuk melakukan adjustment atau penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.
Tidak memiliki kemampuan Learning Spirit = tidak memiliki kemampuan Listening Capability, yang meruoakan modal dasar seorang pemimpin dalam hal "Open Mind Attitude". Mengutip pernyataan William Shakespeare, " Sediakan telingamu untuk semua orang, tapi tak usah kau sediakan suaramu",.
Kemampuan untuk mendengarkan sangat penting kita pahami, bahwa mendengarkan berbeda dengan hanya sekedar mendengar. Mendengarkan mensyaratkan adanya kemauan yang sadar untuk itu dan adanya keinginan untuk memahami di dalam hal mendengarkan. Leader harus meningkatkan kualitas dan kuantitas mendengarkan dari orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Listening Capability bermuara pada kualitas commitment dan involvement yang akan terlihat dari indikator bagaimana persepsi dari anggota teamnya. Leader harus mampu menumbuhkan dan memaksimalkan seluruh kemampuan dari anggota team, untuk itu diperlukan kesadaran penuh, bahwa tanggung jawab tersebut adalah tanggung jawab resiprokal antara Leader dan anggota Team.
Posted by Unknown
on 12:57 PM. Filed under
Leadership
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response