|

Rugi Bersih Perusahaan Induk Bakrie Melonjak 737%


PT Bakrie and Brother Tbk (BNBR) mencatatkan peningkatan rugi bersih yang signifikan pada periode Januari-September 2010. Rugi bersih perusahaan induk (holding) usaha dari Grup Bakrie tersebut melonjak hingga 737 persen.

Rugi bersih perseroan pada periode Januari-September 2010 tersebut bertambah menjadi Rp565,99 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009 yang sebesar Rp67,62 miliar.

Kondisi ini diakibatkan beban bunga  yang meningkat hingga 441,5 persen karena besarnya utang perseroan serta naiknya beban pokok penjualan hingga 130,45 persen.
Adapun total kewajiban perseroan tampak naik menjadi Rp26,64 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp15,7 triliun. Di mana jumlah kewajiban lancar naik menjadi sebesar R9,2 triliun dibandingkan sebelumnya Rp4,3 triliun. Kewajiban tidak lancar juga naik hingga menjadi Rp17,43 triliun dari sebelumnya Rp11,37 triliun.

Demikian seperti terungkap dalam laporan keuangan perseroan yang ditandatangani oleh Direktur Utama BNBR Gafur Sulistyo Umar dalam laporannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Minggu (28/11/2010).

Padahal, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan bersih sebesar 74,22 persen menjadi sebesar Rp9,28 triliun pada periode sembilan bulan pertama 2010 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp5,33 triliun.

Tapi, tampaknya peningkatan beban pokok pendapatan yang sebesar 130,45 persen melebihi kenaikan pendapatan yang cuma 74,22 persen. Beban pokok penjualan perseroan naik menjadi Rp6,13 triliun dari sebelumnya Rp2,66 triliun.

Alhasil, laba kotor perseroan cuma tercatat sebesar Rp3,15 triliun pada laporan keuangan yang berakhir pada September 2010 tersebut. Sebagai perbandingan, laba kotor pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,67 triliun.

Sementara laba usaha tercatat sebesar Rp744,5 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp514,9 miliar.

Tak hanya itu, beban bunga bersih perseroan juga mengalami lonjakan yang signifikan sebesar 441,5 persen menjadi Rp1,46 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang cuma Rp270,4 miliar.

Beban bank perseroan juga mengalami peningkatan menjadi Rp63,7 miliar dari sebelumnya Rp11,4 miliar. Begitu juga dengan beban pajak perseroan naik menjadi Rp11,9 miliar dari sebelumnya yang hanya Rp3,3 miliar.

Bagian laba atas laba bersih perusahaan asosiasi juga turun menjadi cuma Rp203,7 miliar dari sebelumnya Rp390,5 miliar.

Walau demikian, jumlah aset perseroan mengalami kenaikan menjadi Rp42,94 triliun pada periode Januari-September tersebut dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp24,75 triliun.

Posted by Unknown on 7:58 AM. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response