|

Pandangan Para Tokoh Nasional Atas Kasus Gereja HKBP di Bekasi "Mengecam Tindakan Kekerasan"



Tindakan Perbuatan Melawan Hukum atas "Penusukan dua pimpinan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah Kota Bekasi" terus ramai diberitakan.  Kasus ini menjadi perhatian banyak pihak, Banyak pihak mengutuk keras tindakan ini dan meminta kepada pemerintah untuk segera turun tangan dalam menangani kasus ini. New York Times juga telah memuat berita kejadian ini (Baca)


Kasus ini sudah berlangsung sangat lama dan terkesan pemerintah sangat lamban dalam menanganinya sehingga berlarut-larut.  Konflik pembangunan Gereja ini harus ditangani dengan tuntas dan dicarikan jalan keluarnya, Warga sekitar diduga tak setuju adanya gereja di wilayah mereka.


Kebebasan menjalankan ibadah agamanya harus mendapatkan perlindungan dan dijamin oleh Negara. 

Inilah pendapat dan pandangan dari tokoh nasional, politik dan cendikiawan terhadap kasus ini : 

1.  Fraksi PDI Perjuangan DPR menyesalkan dan prihatin dengan adanya peristiwa penusukan dan kekerasan terhadap jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Bekasi. Peristiwa ini dinilai telah menodai suasana Idul Fitri.


2. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyayangkan peristiwa penusukan dan tindakan kekerasan terhadap pendeta dan jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah Bekasi Minggu kemarin. Peristiwa kekerasan tidak perlu terjadi jika semua pihak menjalankan aturan yang ada. Menurut Luthfi secara umum Islam dan PKS menghargai kebebasan beragama dan kepercayaan masing-masing. Hal-hal yang terkait teknis di lapangan seperti pembangunan gereja dapat diselesaikan secara musyawarah dan administrasi sesuai aturan yang ada.

3. Front Pembela Islam (FPI) mengecam keras aksi penusukan dan penganiayaan terhadap tokoh Gereja HKBP Mustika Jaya, Bekasi, Penatua Hasian Sihombong dan Pendeta Luspida Simanjuntak. Hal ini disampaikan Ketua Umum FPI Habib Rizieq, Senin (13/9/2010) sore di Markas FPI, Petamburan, Jakarta Pusat.

4. Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta umat Islam di Bekasi, Pemerintah Kota Bekasi, dan pihak kepolisian harus memastikan kebebasan beribadah bagi jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah, Bekasi Timur. "Khusus kepada umat Islam, mari kita berikan kebebasan kepada saudara kita, jemaat HKBP, untuk beribadah. Agama Islam memberikan kebebasan bagi umat beragama lain untuk menjalankan ibadah," 

5. Mantan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi menegaskan, pemerintah mutlak berkewajiban menjamin kebebasan masing-masing umat beragama untuk beribadah. Hal ini, kata Muzadi, termaktub dalam konstitusi Indonesia.

6. Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengecam penusukan jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah Bekasi, Kampung Ciketing, Bekasi, Hasian Lumbantoruan Sihombing."Kasus ini tidak boleh ditoleransi, apalagi dijadikan preseden,"   "Segera tangkap dan adili pelakunya. 

"Dia menilai kejahatan ini bisa mendestruksi harmoni dalam relasi antarumat beragama di Indonesia. "Kebebasan beragama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing adalah salah satu yang sangat pokok dan dijamin oleh konstitusi," kata dia lagi.Kebebasan ini, tambah dia, tidak boleh terganggu, apalagi terintimidasi dan mendapat kekerasan.

6.  Partai Kebangkitan Bangsa mengutuk tindakan penusukan seorang anggota jemaat HKBP di Bekasi. PKB nilai tindakan tersebut sebagai tindakan biadab dan tidak bermoral.


“Polisi harus segera mengusut dan menemukan pelakunya. Siapapun mereka, pelakunya harus ditindak tegas sesuai hukum yg berlaku,”kata Sekjen PKB M Hanif Dhakiri, Minggu (12/9/2010)

Mari kita lihat kondisi di Amerika Serikat,  dan pernyataan Presiden Obama atas hal yang hampir sama dengan kasus di Indonesia (memberi dukungan terhadap pembangunan mesjid).



Our capacity to show not merely tolerance, but respect to those who are different from us” (Barack Obama, Jumat, 13 Agustus 2010). Keberagaman tak hanya membutuhkan toleransi. Penghormatan atas yang berbeda merupakan jalan lain mengharmonikan kemajemukan. Ungkapan Obama yang memberi dukungan terhadap pembangunan masjid di dekat Ground Zero, yang ditentang sebagian warga Amerika Serikat, merupakan respons atas yang berbeda.
Penghormatan terhadap umat Islam sebagai minoritas (berbeda) di Amerika merupakan langkah berani di tengah trauma tragedi 11 September dan di sebuah negara yang telanjur menstigma Islam sebagai ancaman. “As a citizen, and as president, I believe that muslims have the same rights to practice their religion as anyone else in this country,” Obama melanjutkan.
Pernyataan Obama yang disampaikan saat iftar (dinner) menyambut Ramadan di Gedung Putih itu merupakan tuturan ideal dalam konteks relasi mayoritas-minoritas. Mayoritas sejatinya menjadi tumpuan minoritas untuk menggantungkan segala harapan. Kondisi yang kita harapkan ada di Indonesia yang mayoritas muslim ini, suara dan komitmen untuk menghormati yang berbeda seharusnya terdengar terang di antara keberagaman umat beragama.
Karena itu, untuk memperkuat relasi mayoritas-minoritas diperlukan kehendak semua pihak, khususnya kelompok mayoritas, untuk beranjak dari ranah toleransi menjadi penghormatan (keberpihakan) terhadap yang berbeda (minoritas). 
Dalam lingkup yang lebih luas, perlu adanya pemberian ruang lebih pada minoritas baik secara ekonomi, politik, hukum, maupun sosial-budaya untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai warga negara yang setara.

Posted by Unknown on 10:04 AM. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response