Inovasi, Strategi dan Kepemimpinan
Inovasi, Strategi dan Kepemimpinan sangat erat dan saling terkait (tidak terpisahkan), ini menjadi kunci keberhasilan oprasional perusahaan. Inovasi adalah kemampuan untuk membuat opsi yang berbeda di masa depan dan mengembangkan seperangkat perspektif baru untuk membimbing mereka ke masa depan. Strategi adalah kemampuan untuk menghubungkan kebutuhan dan keinginan pelanggan ke kemampuan inti perusahaan. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menanamkan dan menumbuhkan rasa tujuan organisasi dan untuk memobilisasi mereka untuk bekerja ke arah tujuan yang diharapkan dan telah ditetapkan.
Apa perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen ? Kepemimpinan adalah menetapkan arah baru, menciptakan tujuan dan / atau visi untuk setiap orang didalam suatu organisasi untuk diikuti. Manajemen mengembangkan, menguasai atau mengarahkan manusia dan sumber daya modal sesuai dengan kebijakan, prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang telah ditetapkan perusahaan (membuat parameter-parameter).
Bagaimana dengan "akuntabilitas"?, Adalah bagian dari kepemimpinan atau manajemen ? Yah jawabannya adalah bagian dari keduanya. Visi saya didefinisikan sebagai "target yang menanti." Atau kita menyebutnya sebagai "nasib bersama" atau "pilihan masa depan." Ini adalah mimpi yang kuat dan menarik tentang kemana kita ingin pergi yang akan memobilisasi orang-orang untuk membantu kita sampai pada tujuan tersebut.
Setiap organisasi membutuhkan visi dan diartikulasikan dengan tujuan yang jelas dan hal tersebut adalah tanggung jawab Pemimpin untuk mencapainya.
Seorang pemimpin haruslah mampu "mengembangkan hubungan di dalam dan di seluruh perusahaan". Kepemimpinan bukanlah olahraga individu, dan dalam mengembangkan kemampuan untuk menghubungkan dan membangun hubungan yang dapat dipercaya adalah kompetensi kunci. Janganlah kita menjadi mundur atau takut akan situasi ini " saat para pemimpin mencoba menciptakan kepercayaan, optimisme, dan harmoni, mereka sering mendapatkan amarah, sinisme, dan konflik sebagai gantinya. Kemampuan inti yang berhubungan berpusat pada kemampuan pemimpin untuk terlibat dalam penyelidikan, advokasi, dan menghubungkannya menjadi sebuah pilihan yang terbaik bagi perusahaan.
Pemimpin punya kemampuan untuk mendengarkan dan memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Ini juga harus mencoba memahami bagaimana orang lain telah salah dalam interpretasi data dalam membuat sebuah penilaian, bukan hanya sekedar bereaksi terhadap penilaian itu sendiri. Untuk hal ini pemimpin sebaiknya untuk menangguhkan penilaian dan mau untuk kembali mendengarkan, tanpa pernah untuk memaksakan pemahaman dari sudut pandang pribadinya. Pemimpin harus mampu ber-pendapat dan tampak dalam model pilihan sikap yang dilakukan. Sikap raksional tidak selalu baik.
To be continue ... ya,