|

Sekali Janji Terucap, Empat Ekor Kuda Tidak Bisa Menariknya Kembali



Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2561 diadakan di Jakarta Convention Center, Jakarta, kemarin. Perayaan Imlek tahun 2010 ini mengangkat tema : ‘Sekali Janji Terucap, Empat Ekor Kuda Tidak Bisa Menariknya Kembali’. Pengertian yang sangat dalam tersirat di dalam tema ini, nilai-nilai, Kepemimpinan dan kebajikan juga ada di dalamnya. Tema ini sangat mengena akan situasi dan kondisi Negara kita saat ini.

Artinya, setiap janji yang keluar memiliki konsekuensi berat yang tidak dapat dilupakan dan diabaikan. Hanya orang yang tidak memiliki harga diri saja yang akan mencederai janji yang pernah terucap.

Mungkin juga kita sering mendengar istilah lain seperti, "Easy to Say ..Hard to Do, No Action Talk Only, Angin Surga," dan banyak lainnya. Sering Janji diucapkan dan sangat jarang untuk direalisasikan. Sering juga kita mendengar langsung akan ucapan : "Boro-boro direalisasikian, wong diingat aja ndak".

Dalam kehidupan ini, kita akan banyak sekali berjanji baik yang memang benar kita ucapkan karena kita akan memenuhinya, atau janji yang hanya untuk menyenangkan seseorang secara sepintas, padahal kita tak ingin memenuhinya, atau bahkan janji yang kita tahu tak akan bisa memenuhinya.

Janji sudah tidak lagi menjadi suatu hal yang harus ditepati. Ini mungkin karena kemajuan jaman yang terus merubah dan berubah. Bukankah menjadi sebuah kemunduran akan nilai-nilai yang ada ?.

"Apakah Janji tinggal janji", sesuatu yang tidak perlu di penuhi ?,

Janji dalam Hukum Agama Islam dan Kristen.

Agama Islam.


Allah menyebutkan dalam surat Al-Mu`minun tentang ciri-ciri orang beriman. Salah satunya yang paling utama adalah mereka yang memelihara amanat dan janji yang pernah diucapkannya.

Telah Beruntunglah orang-orang beriman, yaitu orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.(QS. Al-Mu`minun : 1-6)

Agama Kristen

Mengingkari Janji Adalah Dosa Dan Akan Dihukum Oleh Tuhan. Tuhan Menghukum Yang Jahat!

Imamat 5:4-5: "Atau apabila seseorang bersumpah teledor dengan bibirnya hendak berbuat yang buruk atau yang baik, sumpah apapun juga yang diucapkan orang dengan teledor, tanpa menyadari hal itu, tetapi kemudian ia mengetahuinya, maka ia bersalah dalam salah satu perkara itu. Jadi apabila ia bersalah dalam salah satu perkara itu, haruslah ia mengakui dosa yang telah diperbuatnya itu,"


Menepati janji adalah cerminan kedewasaan hati dan pikiran. Maka ada petuah bijak yg bilang "jangan berjanji jika tak sanggup menepati.", jadi janganlah membuat janji bila kita memang tidak bisa/tidak ingin untuk menepatinya.

Posted by Unknown on 8:34 AM. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response