Kisah Sukses "Li Ka Shing"
Ia adalah seorang konglomerat Hong Kong bernama Li Ka Shing dan menjadi orang paling kaya di Hongkong.
”Visi bisa jadi adalah kekuatan terbesar kita. Ia selalu membangkitkan daya dan kesinambungan hidup; Ia membuat kita memandang masa depan dan memberi kerangka tentang apa yang belum kita ketahui.” Li Ka Shing, orang terkaya Hongkong.
Tidak ada alasan untuk menjadi orang gagal. Ketekunan, kesabaran dan semangat juang yang tinggi dapat membuat kita meraih apa yang kita inginkan.
Pria kelahiran 13 Juni 1928, Chaozhou, propinsi Guangdong, Cina ini adalah seorang pengusaha ternama di Hong Kong dan dikenal juga sebagai s eorang dermawan. Bahkan dianggap sebagai salah satu tokoh yang paling kuat di Asia. Li dinamai Asia's Most Powerful Man oleh Asiaweek pada tahun 2001 dan masuk dalam daftar orang terkaya versi majalah Forbes Amerika tahun 2007, menduduki posisi ke-9 dengan kekayaan diperkirakan mencapai US$ 32 miliar. Perusahaan-perusahaan utamanya bergerak di bidang real estat, pelabuhan dan infrastruktur. Selain itu ia juga menjalani usaha-usaha di bidang lain, salah satunya telekomunikasi.
Latar Belakang
Ayah Li Ka Shing adalah seorang guru miskin dari selatan kota pelabuhan Cina, Chaozhou. Li Ka Shing dilahirkan dalam sebuah keluarga miskin yang lari ke daratan Cina Hong Kong pada tahun 1940 setelah serangan bom Jepang menutup sekolah ayahnya. Saat itu, ia tinggal di rumah pamannya yang kehidupannya lebih baik. Sering kali ia dianggap remeh oleh pamannya. Ia dianggap orang biasa yang tidak akan pernah bisa maju. Hingga akhirnya Li bertekad kuat untuk bisa mandiri. Tekadnya semakin teruji ketika ayah Li meninggal dunia secara mendadak pada tahun 1943. Sebagai anak sulung yang baru berusia 15 tahun, Li harus memikul tanggung jawab besar dengan menjadi tulang punggung keluarga.
Karir dan Pencapaian
Tanpa memiliki banyak pendidikan formal, Li memulai karirnya di Hong Kong sebagai seorang buruh di sebuah pabrik plastik. Ia harus bekerja keras selama 16 jam sehari. Pada tahun 1950-an, dengan modal pinjaman dari relasinya di bisnis plastik, ia memberanikan diri membuka sebuah usaha sendiri, sebuah perusahaan kecil yang membuat bunga plastik bernama Cheung Kong Industries. Sebagian orang menganggapnya remeh, namun dengan kejeliannya, ia melihat peluang bahwa di negara barat banyak yang membutuhkan bunga plastik.
Bisnis Li mengalami kemajuan pesat sepanjang tahun 1950-an, ketika Cheung Kong Industries mulai membuat dan mengekspor bunga plastik buatan mereka ke Amerika Serikat. Setelah perusahaannya berkembang, pada tahun 1971 Li mendirikan Cheung Kong Real Estate Company. Perusahaan inilah yang akhirnya membuat Li menjadi pengembang swasta terkemuka di Hong Kong pada akhir tahun 1970-an. Dua tahun kemudian, perusahaannya mencatatkan diri masuk bursa Hong Kong Stock Exchange.
Pada tahun 1979 Li menjadi pengusaha Cina pertama yang membeli salah satu perusahaan dagang lokal milik Inggris ketika ia mengakuisisi Hutchison Whampoa. Dibawah kepemimpinannya, Hutchison Whampoa berubah menjadi operator pelabuhan independen terbesar di dunia. Perusahaannya juga mengakuisisi Hong Kong Electric Holdings Limited, perusahaan Husky Oil di Kanada dan mengendalikan operasi ponsel di Australia, Eropa, dan Amerika Serikat. Usaha-usaha lain yang ia jalani adalah layanan Internet, Tom.com, yang terbukti sangat populer di negara Cina.
Keluarga
Li Ka shing memiliki 2 putra, Richard dan Victor. Kedua anak laki-lakinya memainkan peran penting dalam bisnis ayah mereka. Victor menjabat sebagai Direktur dan Wakil Ketua Cheung Kong dan Wakil Ketua Hutchison Whampoa. Sedangkan putra bungsunya, Richard adalah ketua perusahaan teknologi informasi PCCW, salah satu perusahaan terbesar TI dan telekomunikasi di Asia.
Filantropi
Li juga mendapat perhatian atas kedermawanannya. Ia mendirikan Li Ka Shing Foundation (1980) dan organisasi-organisasi amal yang lain, yang mendonasikan jutaan dollar untuk pendidikan, diantaranya Universitas Manajemen Singapura, Shantou University di Shantou Cina, Universitas Hong Kong dan rumah sakit di Asia Timur dan Amerika Utara. Ia juga menjanjikan dukungan bagi upaya penyelamatan setelah tsunami Samudra Hindia 2004 dan gempa bumi Sichuan 2008 lalu.
Sumber dari : Newslatter Rimbun