Gaya Pembelajaran
Kita mungkin sering berkeinginan mempunyai suatu tekad yang kuat untuk dapat "Menjadi manusia pembelajar", yang senantiasa akan selalu meningkatkan kualitas belajar di dalam setiap aspek kehidupan yang dijalaninya. Kita sadar porsi belajar di dalam keseharian kita teramatlah kecil, kesibukan di dalam bekerja menjadi alasan yang paling sering kita tampilkan.
Bila kita sadari "proses belajar" dapat kita lakukan dimana saja, kapan saja, tanpa menjadikannya sebagai beban dan faktor yang menghambat kegiatan kita di dalam keseharian hal inilah yang kita sebut dengan model dan gaya pembelajaran yang kita lakukan. Saya akan terlibat langsung dalam setiap project di perusahaan tempat saya berada, hal ini merupakan cara/gaya pembelajaran yang saya lakukan. Gaya atau model pembelajaran menjadi sangat penting ..., karena kita sering terbentur didalam melakukan pilihan dan Model cara belajar seperti apa yang akan kita gunakan dan cocok untuk diri kita.
Banyak para pimpinan perusahaan yang saya lihat, mempunyai cara tersendiri untuk belajar dan terasa alami dan mudah baginya, belum tentu berlaku bagi kita. Kita harus mempunyai cara belajar yang paling sesuai dengan diri kita, dari pada mengikuti gaya belajar orang lain yang belum tentu cocok dengan kita.
Sebuah penelitian oleh David A.Kolbb seorang pakar dalam kajian model dan cara pembelajaran (experiental learning) ketika ia masih berada di MIT, Kolb menemukan bahwa orang paling sering belajar melalui salah satu dari beberapa cara berikut :
@ Pengalaman Nyata : Mengalami sendiri sehingga menumbuhkan kemampuan melihat dan merasakan
@ Refleksi : Kita memikirkan kembali pengalaman kita/orang lain atas sesuatu yang telah terjadi.
@ Membangun Model : Menyimpulkan sebuah teori yang memberi arti pada apa yang mereka amati, dengan acuan dan landasan pada teori yang ada.
@ Trial and Error : Mencoba melakuka sesuatu dengan ber eksperimen secara aktif dengan berbagai model dan pendekatan yang baru.
Banyak para pimpinan perusahaan yang saya lihat, mempunyai cara tersendiri untuk belajar dan terasa alami dan mudah baginya, belum tentu berlaku bagi kita. Kita harus mempunyai cara belajar yang paling sesuai dengan diri kita, dari pada mengikuti gaya belajar orang lain yang belum tentu cocok dengan kita.
Sebuah penelitian oleh David A.Kolbb seorang pakar dalam kajian model dan cara pembelajaran (experiental learning) ketika ia masih berada di MIT, Kolb menemukan bahwa orang paling sering belajar melalui salah satu dari beberapa cara berikut :
@ Pengalaman Nyata : Mengalami sendiri sehingga menumbuhkan kemampuan melihat dan merasakan
@ Refleksi : Kita memikirkan kembali pengalaman kita/orang lain atas sesuatu yang telah terjadi.
@ Membangun Model : Menyimpulkan sebuah teori yang memberi arti pada apa yang mereka amati, dengan acuan dan landasan pada teori yang ada.
@ Trial and Error : Mencoba melakuka sesuatu dengan ber eksperimen secara aktif dengan berbagai model dan pendekatan yang baru.
Model pembelajaran yang terbaik seringkali merupakan kombinasi 2 dan 3 gaya pembalajaran yang ada diatas. Kita harus sadar betul akan "gaya pembelajaran yang kita pilih dan gunakan", karena seringkali kesalahan di dalam menerapkan gaya pembelajaran kita berdampak suatu perasaan : "pembelajaran yang kita lakukan terasa sangat membosankan dan tidak relevan/tidak sesuai".
Berbagai seminar dan lokakarya yang telah kita ikuti yang dibawakan oleh pembicara-pembicara yang sangat TOP dan ber-kelas, yang pasti dan benar kegiatan tersebut disajikan dengan cara dan model yang sangat sesuai dengan pembicara tersebut, belum tentu kita dengan mudah dapat mengikuti dan mendapatkan hasil seperti yang kita harapkan. Pada umumnya kegiatan tersebut bersifat abstrak dan reflektif yang bisa saya simpulkan sangat tidak fleksibel.
Untuk dapat menghindari kegagalan pembelajaran yang kita lakukan, pertama kali kita harus benar-benar mengetahui model dan cara seperti apa yang paling cocok bagi diri kita. Belajar langsung dengan mentor yang siap sedia di samping kita, belajar sendiri dari buku-buku dan dengan bantuan audio visual lainnya, mendengarkan langsung dari orang yang kita percaya ?, Trial and Error model ... uji coba terus, ikut kelas in house training ..., perlunya role model .. dll.
Untuk dapat menghindari kegagalan pembelajaran yang kita lakukan, pertama kali kita harus benar-benar mengetahui model dan cara seperti apa yang paling cocok bagi diri kita. Belajar langsung dengan mentor yang siap sedia di samping kita, belajar sendiri dari buku-buku dan dengan bantuan audio visual lainnya, mendengarkan langsung dari orang yang kita percaya ?, Trial and Error model ... uji coba terus, ikut kelas in house training ..., perlunya role model .. dll.
Mengenali karakter diri kita dengan mengetahui jelas realita dan gaya perilaku kita sehari-hari, akan membantu kita di dalam memilih dan menetapkan cara/model/gaya pembelajaran kita.
Misalnya : kita sangat malas untuk membaca, banyak buku yang telah kita beli namun plastiknya saya belum terbuka. Kita dapat meminta anggota team kita untuk dapat membuat resensi buku minimal 1 dalam setiap bulannya. Kita dapat memberikan buku2 yang telah kita beli kepada mereka. Mendengar langsung resensi buku serta kemudian mendiskusikannya jauh lebih mudah dan menyenangkan bagi kita dibanding kita harus membacanya.
Kita kemudian mentargetkan hal yang ingin kita capai dalam sebuah rencana pembelajaran.
Misalnya : Saya berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing saya.
Kita akan fokus pada apa-apa yang akan kita lakukan, sehingga kita dapat menjadikan proses pembelajaran ini sebagai bagian yang berkelanjutan dalam kehidupan kita yang pada akhirnya memberikan kita result yang baik.
Misalnya : kita mengadakan english day di bagian kita/kantor kita pada hari tertentu dengan meminta bantuan dari orang yang lebih pandai dalam hal ini sebagai fasilitator dan menjadi tutor bagi kita.
Misalnya : kita sangat malas untuk membaca, banyak buku yang telah kita beli namun plastiknya saya belum terbuka. Kita dapat meminta anggota team kita untuk dapat membuat resensi buku minimal 1 dalam setiap bulannya. Kita dapat memberikan buku2 yang telah kita beli kepada mereka. Mendengar langsung resensi buku serta kemudian mendiskusikannya jauh lebih mudah dan menyenangkan bagi kita dibanding kita harus membacanya.
Kita kemudian mentargetkan hal yang ingin kita capai dalam sebuah rencana pembelajaran.
Misalnya : Saya berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing saya.
Kita akan fokus pada apa-apa yang akan kita lakukan, sehingga kita dapat menjadikan proses pembelajaran ini sebagai bagian yang berkelanjutan dalam kehidupan kita yang pada akhirnya memberikan kita result yang baik.
Misalnya : kita mengadakan english day di bagian kita/kantor kita pada hari tertentu dengan meminta bantuan dari orang yang lebih pandai dalam hal ini sebagai fasilitator dan menjadi tutor bagi kita.
Model dan Gaya pembelajaran sangat menetukan keberhasilan kita dalam proses belajar. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat bagi kita.
Posted by Unknown
on 12:02 PM. Filed under
Management
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response