Busway Koridor XI "Pulogebang-Kampung Melayu" Beroperasi Oktober 2011
Kepada Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Udar Pristono mengatakan, bila tidak ada hambatan, pada Mei atau Juni pemenang tender sudah dapat menandatangani kontrak.
"Kami usahakan mempercepat teknis perencanaannya, ini merupakan tantangan untuk bisa mengoperasikan Transjakarta Koridor XI," ujar Udar di Jakarta, Senin malam, 10 Januari 2011.
Pembangunan koridor tersebut diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp180 miliar, sedangkan bus yang dibutuhkan sebanyak 44 bus gandeng. Koridor ini diharapkan dapat mengangkut sekitar 30 ribu penumpang per hari di Jakarta Timur dan sekitarnya.
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi, Darmaningtyas, menilai pemilihan rute Kampung Melayu-Pulogebang untuk busway sudah tepat. Meski demikian, rute busway yang sebenarnya dibutuhkan warga DKI adalah Ciledug-Blok M. "Tapi itu memang tidak bisa diadakan karena lebar jalan yang terbatas," tuturnya.
Rute Transjakarta Koridor XI, lanjut dia, dapat mengangkut masyarakat yang berasal dari Bekasi Utara dan Jakarta Timur. Namun rute ini tidak terlalu signifikan mempengaruhi kepadatan kendaraan di Jakarta. Dia berharap pengoperasian bus dapat dilakukan secara optimal.
Sayangnya, rencana Pemprov untuk bisa mengoperasikan 15 koridor kemungkinan tidak bisa dilakukan. Terutama untuk Koridor XIII (Ciledug-Blok M), Koridor XIV (Kalimalang-Blok M), dan Koridor XV (Depok-Manggarai). TransJakarta hanya akan dibangun hingga koridor XII (Tanjung Priuk-Pluit).
Menurutnya, kemampuan anggaran Pemprov DKI untuk melanjutkan tiga koridor lainnya tidak memadai. "Kami melihat kemampuan anggaran daerah," katanya.
Setelah dikaji ulang, ternyata jalur busway yang harus dibangun di tiga koridor tersebut tidak dapat dilakukan tanpa membuat jalan layang.
Misalnya seperti koridor yang akan melalui kawasan Pasar Minggu (Koridor XIV), tidak mungkin tanpa jalan layang, karena jalur jalannya sempit.
Dengan lebar yang ada sekarang, lalu lintas di jalur tersebut selalu mengalami kemacetan yang parah. Maka, pilihan yang paling baik adalah dengan membangun jalan layang.
Hanya saja, butuh waktu yang cukup lama dengan kebutuhan dana yang sangat mahal untuk merealisasikan hal tersebut. Pembangunan tiga koridor itu mungkin bisa dilakukan jika Pemprov DKI mendapatkan bantuan dana cukup besar dari pihak ketiga.